Minyak sawit merupakan salah satu komoditas terpenting Indonesia, yang menggerakkan sektor pangan, energi, dan industri di seluruh dunia. Namun, proses produksi minyak sawit menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar yang dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME).
Limbah cair ini mengandung kadar bahan organik yang tinggi, yang tercermin dalam parameter yang dikenal sebagai COD dan BOD dalam Palm Oil Mill Effluent (POME). Pengelolaan parameter ini sangat penting untuk kepatuhan lingkungan dan operasi berkelanjutan.
Mengapa COD dan BOD Tinggi dalam POME?
Limbah cair pabrik kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) dihasilkan selama proses sterilisasi, klarifikasi, dan pemisahan dalam produksi minyak sawit. Rata-rata, satu ton minyak sawit mentah (CPO) dapat menghasilkan 2,5–3,0 meter kubik POME.
Limbah cair ini kaya akan padatan organik dan tersuspensi karena sifat pengolahan buah kelapa sawit. Beberapa faktor berkontribusi terhadap tingginya nilai COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand):
1. Kandungan Organik yang Tinggi
POME mengandung minyak residu, karbohidrat, protein, dan serat yang tinggi dari buah kelapa sawit. Senyawa organik yang dapat terurai secara hayati ini secara signifikan meningkatkan BOD karena membutuhkan oksigen dalam jumlah besar untuk dekomposisi mikroba.
2. Tingginya Minyak dan Lemak
Residu minyak sawit yang terlepas selama proses ekstraksi berkontribusi terhadap COD dalam POME, karena minyak ini tidak mudah terdegradasi. Sifat hidrofobik minyak juga membuatnya sulit dihilangkan tanpa pengolahan yang tepat.
Baca Juga: Treat Emulsion Oil in Water: Memahami Jenis Limbah Berminyak dan Solusi Penanganannya
3. Padatan Tersuspensi
Serat kelapa sawit, cangkang, dan padatan tersuspensi lainnya meningkatkan beban COD. Ketika partikel-partikel ini terurai secara biologis, mereka juga berkontribusi terhadap kadar BOD.
4. Pengolahan Termal
Proses sterilisasi menggunakan uap menghasilkan kondensat yang bercampur dengan bahan organik, sehingga meningkatkan kekuatan keseluruhan limbah cair. Hal ini membuat kadar COD dan BOD dalam POME secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan banyak air limbah industri lainnya.
Umumnya, POME mentah memiliki kadar COD berkisar antara 40.000 hingga 70.000 mg/L dan kadar BOD 25.000 hingga 35.000 mg/L, jauh di atas baku mutu pembuangan yang diizinkan. Hal ini menjelaskan mengapa POME yang tidak diolah dianggap sebagai salah satu aliran air limbah yang paling menantang di sektor agroindustri.
Dampak COD dan BOD Tinggi jika Tidak Diolah
Jika POME dengan COD dan BOD yang berlebihan dibuang tanpa pengolahan yang memadai, konsekuensinya dapat sangat parah bagi lingkungan dan reputasi keberlanjutan industri kelapa sawit.
1. Deplesi Oksigen di Perairan
Ketika air limbah dengan kandungan organik tinggi memasuki sungai atau danau, mikroorganisme dengan cepat mengonsumsi oksigen untuk memecah senyawa tersebut. Hal ini menyebabkan deplesi oksigen terlarut, yang menyebabkan ikan dan kehidupan akuatik lainnya mati lemas. Seluruh ekosistem dapat runtuh akibat ketidakseimbangan oksigen ini.
2. Emisi Gas Rumah Kaca
POME yang tidak diolah di laguna terbuka mengalami pencernaan anaerobik, melepaskan metana (CH₄) dan karbon dioksida (CO₂). Metana adalah gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat daripada CO₂, dan berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim.
3. Polusi Air dan Eutrofikasi
Kelebihan nutrisi dan bahan organik dari COD dan BOD yang tinggi dalam Limbah Pabrik Kelapa Sawit dapat menyebabkan ledakan alga, mengubah badan air menjadi hijau dan beracun. Proses ini, yang dikenal sebagai eutrofikasi, tidak hanya menurunkan kualitas air tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Memahami High BOD and COD in Wastewater: Penyebab dan Dampaknya
4. Ketidakpatuhan Regulasi
Indonesia memiliki standar pembuangan air limbah yang ketat untuk POME. Pabrik yang gagal mengolah COD dan BOD dengan benar berisiko terkena sanksi hukum, denda, atau penghentian operasional. Ketidakpatuhan juga dapat merusak kredibilitas ekspor perusahaan karena pembeli global menuntut praktik berkelanjutan.
5. Dampak Negatif terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Pabrik kelapa sawit seringkali berlokasi di dekat masyarakat pedesaan. Jika POME tidak diolah, limbah tersebut dapat mencemari sungai yang berfungsi sebagai sumber air bagi rumah tangga, pertanian, dan perikanan—yang mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat dan konflik sosial.
Jelas, COD dan BOD yang tidak diolah dalam Palm Oil Mill Effluent (POME) tidak hanya membahayakan lingkungan tetapi juga risiko bisnis yang serius.
Cara Mengurangi COD dan BOD dalam Palm Oil Mill Effluent (POME)
Untuk memastikan kepatuhan, perlindungan lingkungan, dan efisiensi operasional jangka panjang, pabrik kelapa sawit harus menerapkan strategi pengolahan yang efektif. Beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk mengurangi COD dan BOD dalam POME:
1. Pengolahan Primer: Pemisahan Padatan
Sebelum pengolahan lanjutan, POME harus melalui penyaringan, sedimentasi, atau sentrifugasi untuk menghilangkan padatan tersuspensi berukuran besar dan minyak residu. Langkah ini dapat menurunkan beban COD awal secara signifikan.
2. Pencernaan Anaerobik
Kolam anaerobik, laguna, atau digester banyak digunakan di pabrik kelapa sawit. Mikroorganisme memecah bahan organik tanpa oksigen, mengurangi kadar COD dan BOD sekaligus menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan untuk energi terbarukan. Hal ini tidak hanya mengurangi polusi tetapi juga menciptakan penghematan energi.
3. Pengolahan Aerobik
Setelah pencernaan anaerobik, proses aerobik seperti lumpur aktif, laguna aerasi, atau filter tetes diterapkan. Keberadaan oksigen memungkinkan bakteri untuk mendegradasi bahan organik lebih lanjut, sehingga menurunkan konsentrasi BOD secara signifikan.
Baca Juga: Aerobic Wastewater Treatment untuk Limbah Bersih
4. Proses Oksidasi Lanjutan
Untuk standar yang lebih ketat, oksidasi kimia menggunakan ozon, hidrogen peroksida, atau reagen Fenton dapat digunakan. Metode ini menargetkan senyawa rekalsitran yang tidak mudah terdegradasi secara biologis, sehingga semakin mengurangi COD dalam Palm Oil Mill Effluent (POME).
5. Koagulasi dan Flokulasi
Penggunaan koagulan dan flokulan dapat menghilangkan partikel tersuspensi dan koloid yang berkontribusi terhadap COD. Langkah ini sangat berguna sebelum proses pemolesan akhir.
6. Filtrasi dan Pemolesan
Filter pasir, karbon aktif, dan teknologi membran (ultrafiltrasi, osmosis terbalik) menyediakan proses pemolesan berkualitas tinggi untuk memastikan limbah memenuhi standar pembuangan atau penggunaan kembali yang ketat.
7. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpadu
Strategi yang paling efektif adalah kombinasi pengolahan biologis, kimia, dan fisika yang dirancang berdasarkan kapasitas pabrik, karakteristik limbah, dan persyaratan pembuangan. Sistem terintegrasi memungkinkan pengurangan COD dan BOD secara maksimal sekaligus mengoptimalkan biaya operasional.
Kesimpulan
COD dan BOD yang tinggi dalam Palm Oil Mill Effluent (POME) menimbulkan risiko lingkungan, regulasi, dan reputasi yang serius bagi pabrik kelapa sawit. Memahami mengapa parameter ini tinggi, mengenali dampak air limbah yang tidak diolah, dan menerapkan strategi pengolahan yang efektif merupakan langkah penting menuju keberlanjutan.
Dengan bermitra dengan Lautan Air Indonesia, produsen kelapa sawit mendapatkan akses ke teknologi yang telah teruji, tim ahli, dan solusi pengolahan air limbah berkelanjutan yang menjamin kepatuhan dan efisiensi operasional.
Ambil langkah selanjutnya menuju produksi minyak sawit berkelanjutan. Hubungi Lautan Air Indonesia hari ini untuk membahas solusi khusus guna mengurangi COD dan BOD dalam POME Anda.